Rabu, 17 Juli 2013

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

 KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

I.            PENDAHULUAN

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima.


II. Definisi keluarga
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Berikaut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga.


A. Raisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.
B. Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
C. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu.
D. Duvall (1986)
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
E. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka salaing berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
F. Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
G. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dan tugas.
Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:


1.     Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
2.    Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
3.    Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik.
4.    mempunyai tujuan;
a. menciptakan dan mempertahankan budaya
b. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota.


Dari uraian diatas menunjukan bahwa keluarga juga merupakan suatu sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau semua individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut.anggota keluarga saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh supra sistemnya yaitu lingkungannya yaitu masyarakat dan sebaliknya sebagai subsitem dari lingkungan (masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi masyarakat (supra sistem). Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual. Jadi sangatlah tepat jika keluarga sebagai titik sentral pelayanan keperawatan . Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat.


III. Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga.


A. Tipe keluarga tradisional


1.     The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
2.    The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3.    Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri.
4.    The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.
5.    The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
6.    “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).
7.    Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau libur saja.
8.    Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9.    Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11.  “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.


B. Tipe keluarga non tradisional


1.     The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2.    The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.
3.    Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah.
4.    The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5.    Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
6.    Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.
7.    Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.
8.    Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.
9.    Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu sementara.
10. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11.  Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.


Bagaimana di Indonesia ?????
Dalam UU No. 10 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah ibu dan anak. Dalam konteks pembangunan Indonesia bertujuan ingin menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Keluarga sejahtera dalam UU tersebut disebut sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah dan mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, memilihi hubungan yang serasi, selaras dan seimbangn antar anggota dan dengan masyarakat.


IV. Fungsi keluarga
Friedman 1986 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu:


1. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilanm elaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:


·         Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dang dukungan dari anggota yang lain maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat yang pada akhiranya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diliar keluarga atau masyarakat.
·         Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
·         Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.


2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman, 1986)
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.


3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.


4. Fungsi ekonomi
Funsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.


5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.


Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998
a. Mengenal masalah
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.


V. Dimensi dasar struktur keluarga
Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:
A. Pola dan proses komunikasi
B. Struktur peran
C. Struktur kekuatan
D. Nilai-nilai keluarga


Pola dan proses komuniaksi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi:


1. Bersifat terbuka dan jujur
2. Selalu menyelesaikan konflik keluarga
3. Berpikiran positif
4. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri


Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi
Karakteristik pengirim:

Yakin dalam mengemukakan pendapat
1. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas
2. Selalu minta maaf dan menerima umpan balik


Karakteristik penerima
1. Siap mendengar
2. Memberikan umpan balik
3. Melakukan validasi



Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami/istri atau anak.
Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.


Tipe struktur kekuatan
1. Legitimate power/authority
Hak untuk mengatur seperti orang tua kepada anak.
2. Referent power
Seseorang yang ditiru
3. Reword Power
Pendapat ahli
4. Coercive power
Dipaksakan sesuai keinginan
5. Informational power
Pengaruh melalui persuasif
6. Affectif power


Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.
Nilai-nilai dalam keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dubagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.


VI. Peran Perawat Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:


1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar:
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.


2. Koordinator
Koordinasi diperlaukan pada perawatan agar pelayanan komprehensive dapat dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.


3. Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.


4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visite yang teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.


5. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi yang disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya.


6. Kolaburasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.


7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.


8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.


9. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.





 Konsep Dasar Keluarga
1.      Pengertian Keperawatan Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan R.I (1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. ( Nasrul Efendi, 1998)
Asuhan Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan degan sasaran keluarga dengan tujuan menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga. ( Setiadi, 2008)
Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978), mendefinisikan perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan. ( Nasrul Effendi, 1998).

2.      Tujuan Keperawatan Keluarga
Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga adalah meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga dapat meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan keluarga.
a.       Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sehingga status kesehatannya meningkat dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara produktif.
b.      Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan keluarga dalam hal ini :
1)      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi.
2)      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar daam keluarga.
3)      Meningktakan kemampuan keluarga dalam memgambil keputusan yang tepat.
4)      Meningkatkan kemampuan keluarga memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
5)      Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.

3.      Prinsip Keperawatan Keluarga
Ada beberapa prinsip utama yang harus dipegang oleh perawat keluarga yaitu:
a.       Keluarga dijadikan sebagai unit dalam pelayanan kesehatan. Dalam konteks ini keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai fokus utama pengkajian keperawatan. Keluarga dipandang sebagai system yang berinteraksi, dimana fokusnya adalah dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi keluarga serta saling ketergantungan subsistem keluarga dengan kesehatan dan keluarga dengan lingkungan luarnya.
b.      Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga sehat adalah sebagai tujuan utamanya dengan cara meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahtraan keluarga.
c.       Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluar  7ga.
d.      Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat harus melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
e.       Diusahakan mengutamakan kegiatan lebih bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Ada 3 tingkatan pencegahan terhadap kesehatan keluarga yaitu:
1)      Pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan tindakan preventif khusus yang dirancang untuk mencegah orang bebas dari penyakit dan cedera.
2)      Pencegahan sekunder, yang terdiri dari deteksi dini, diagnosis dan pengobatan
3)      Pencegahan tersier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan tingkat fungsinya
f.       Dalam memberikan asuhan keperawatan agar memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin.
g.      Sasaran asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.
h.      Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan adalah dengan pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan.
i.        Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan adalah penyulahan kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan dasar/perawatan dirumah.
j.        Diutamakan terhadap keluarga yang resiko tinggi, karena keluarga dengan resiko tinggi berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi yang disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi.
k.      Partisipasi keluarga aktif dilakukan. Dasar pemikiran yang diterapkan adalah bahwa keluarga memiliki hak dan tanggung jawab untuk membuat keputusan-keputusan menyangkut kesehatan mereka sendiri, partisipasi aktif dari keluarga adalah suatu pendekatan esensial yang dimaksudkan dalam strategi intervensi keperawatan keluarga keperawatan keluarga. Keterlibatan keluarga dalam implementasi biasanya dimaksudkan untuk melibatkan keluarga dalam memecahkan masalah mutual, juga mendiskusikan serta memutuskan pendekatan-pendekatan yang paling tepat atau paling mungkin untuk digunakan agar mencapai tujuan yang telah disetujui bersama.

4.      Tugas Keperawatan Keluarga
Untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga, yaitu :
a.       Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya
b.      Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c.       Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
d.      Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
e.       Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada




5.      Peran dan Fungsi Keperawatan Keluarga
a.       Peran perawat keluarga
Dalam upaya memandirikan keluarga untuk merawat anggota keluarga, sehingga keluarga mampu melakukan fungsi dan tugas kesehatan sebagaimana yang dikemukakan oleh friedman, yaitu diharapkan keluarga mampu mengidentifikasi 5 fungsi dasar yaitu : fungsi efektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi dan fungsi perawatan keluarga. Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah :
1)      Edukator
Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar : keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.Kemampuan pendidik ini perlu didukung kemampuan tentang pemahaman bagaimana keluarga dapat melakukan proses belajar mengajar. Secara umum tujuan proses pembelajaran adalah untuk mendorong prilaku sehat atau mengubah prilaku yang tidak sehat. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah :
a)      Pendidikan untuk peningkatan kesehatan dan penanganan penyakit
b)      Membatu keluarga untuk mengembangkan keterampilan penyelesaian masalah yang sedang dialami atau dibutuhkan
Disamping hal-hal diatas perawat kesehatan keluarga juga melakukan bimbingan antisipasi kepada keluarga sehingga dapat terwujud keluarga yang sejahtera, bertanggung jawab memberikan pendidikan tentang keperawatan keluarga dan tim kesehatan lain bila diperlukan.
2)      Koordinator
Menurut ANA praktek keperawatan komunitas merupakan praktek keperawatan yang umum, menyeluruh dan berlanjut. Keperawatan berkelanjutan dapat dilaksanakan, jika direncanakan dan dikoordinasikan dengan baik. Koordinasi merupakan salah satu peran utama perawat yang bekerja dengan keluarga. Klien yang pulang dari rumah sakit memerlukan perawatan lanjut di rumah, maka perlu koordinasi lanjutan asuhan keperawatan di rumah. Program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin pada keluarga perlu pula dikoordinasikan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penanggulangan. Koordinasi diperlukan pada perawat berkelanjutan agar pelayanan yang komperensif dapat tercapai.
3)      Pelaksana perawatan dan pengawas perawatan langsung
Kontak pertama perawat pada keluarga dapat melalui anggota keluarganya yang sakit. Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung atau mengawasi keluarga memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit di rumah sakit, perawat memberikan perawatan langsung atau demonstrasi yang disaksikan oleh keluarga dengan harapan keluarga mampu melakukan di rumah, perawat dapat mendemonstrasikan dan mengawasi keluarga melakukan peran langsung selama di rumah sakit atau di rumah oleh perawat kesehatan masyarakat.
4)      Pengawas Kesehatan
Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
5)      Konsultan atau penasehat
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga didalam mengatasi masalah kesehatan. Hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya dengan demikian keluarga mau meminta nasehat kepada perawat tentang masalah pribadi. Pada situasi ini perawat sangat dipercaya sebagai narasumber dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.
6)      Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yag optimal.
7)      Advokasi
Keluarga seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai di masyarakat, kadang kala keluarga tidak menyadari mereka telah dirugikan, sebagai advokat klien perawat berkewajiban melindungi hak keluarga, misalnya keluarga dengan sosial ekonomi lemah sehingga keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhannya, perawat juga dapat membantu keluarga mencari bantuan yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
8)      Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga didalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Keluarga sering tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan karena berbagai kendala yang ada. Kendala yang sering dialami keluarga adalah keraguan didalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah ekonomi, dan masalah sosial budaya. Agar dapat melaksanakan peran Fasilitator dengan baik maka peran perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan misalnya sistem rujukan dan dana sehat.
9)      Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan penyakit atau wabah.
10)  Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.

b.      Fungsi Keperawatan Keluarga
Bagi profesional kesehatan keluarga, fungsi perawatan kesehatan merupakan pertimbangan vital dalam keluarga. Untuk menempatkannya dalam perspektif, fungsi ini adalah salah satu fungsi keluarga dan memerlukan penyediaan kebutuhan-kebutuhan fisik : makan, pakaian tempat tinggal dan perawatan kesehatan. Dari perspektif masyarakat, keluarga merupakan sistem dasar dimana prilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur, dilaksanakan dan diamankan. Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit. Lebih jauh lagi keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para profesional perawatan kesehatan. Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan dan memelihara kesehatan. Keluarga melakukan praktek asuhan kesehatan baik untuk mencegah terjadi gangguan atau merawat anggota yang sakit. Keluarga pula yang menentukan kapan anggota keluarga yang terganggu perlu meminta pertolongan tenaga profesional. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mepengaruhi tingkat kesehatan keluarga dan individu. Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat-sakit mempengaruhi prilaku keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Misalnya sering ditemukan keluarga yang menganggap diare sabagai tanda perkembangan, imunisasi menyebabkan peyakit (anak menjadi demam), mengkonsumsi ikan menyebabkan cacingan. Kesanggupan keluarga melaksanakan perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.





                                                                   

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Rumah Tangga

15 November 2012 | satriyo sukemi  11/15/2012 06:30:00 AM |  PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah seluruh perilaku kesehatan yang dilakukan berdasarkan kesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan di masyarakat. Setiap keluarga dianjurkan berprilaku hidup bersih dan sehat.

Berikut prilaku-prilaku hidup bersih dan sehat :

1. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan 

Persalinan adalah suatu ritual dimana seseorang memepertaruhkan nyawanya, hanya ibunya kah yang selamat, hanya bainyakah yang selamat, atau kedua-duanya selamat. Maka hal tersebut tidak dapat dianggap remeh sebab akan menimbulkan sebuah penyesalan yang berkepanjangan. Oleh sebab itu hendaknya persalinan dilakukan bersama tenaga kesehatan.

Saat ini pemerintah telah memberikan bantuan berupa jaminan persalinan (JamPersal), yaitu bantuan bagi ibu-ibu hamil yang akan melakukan persalinan, persalinan tersebut ditolong oleh tenaga kesehatan dan menggunakan peralatan yang aman da steril, sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

Semua ibu hamil boleh melahirkan secara gratis di tempat pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia. Ibu selamat, bayi lahir sehat.

2. Memberi Bayi ASI Eksklusif




Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah memberikan ASI kepada bayi mulai dari ia lahir, sebab ASI merupakan makanan/minuman dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan bayi.








3. Menimbang Bayi Dan Balita Setiap Bulan


Bayi dan balita perlu ditimbang setiap bulan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya, penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan sampai berusia lima tahun. Dengan begitu orang tua dapat mengetahui apakah bayi dan balita tumbuh dengan sehat, mencegah gangguan pertumbuhan balita setiap bulan, dapat mengetahui konsumsi gizi apa saja yang diperlukan bayi dan balita setiap bulan.



4. Menggunakan Air Bersih



Air merupakan sumber kehidupan dan dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya, oleh sebab itu gunakan air yang bersih agar tidak terkena dan terhindar dari penykit. Air bersih memiliki ciri-ciri seperti tidak berwarna (jernih), tidak berbau, tidak berasa (tawar).







5. Memberantas Jentik Nyamuk Di Rumah


  • Bak sampah ditutup rapat 
  • Mengubur barang-barang bekas
  • Menutup tong yang berisi air 
  • Menguras bak mandi secara berkala 





6. Mengkonsumsi Sayur Dan Buah Setiap Hari


Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari akan memelihara kesehatan, memelihara panca indra seperti mata, membentuk kekebalan tubuh, membantu pertumbuhan bagi anak, dan dapat mencegah datangnya penyakit.





7. Tidak Merokok Di Dalam Rumah

Rokok adalah gabungan dari bahan kimia yang apabila dihisap akan mengeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia yang berbahaya, seperti nikotin, tar dan karbon monoksida. Rokok dapat merusak jantung dan aliran darah, kerusakan pada paru-paru, berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar