KONSEP
KEPERAWATAN KELUARGA
I.
PENDAHULUAN
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si
penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan
yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah
sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara
empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan
keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan
sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan
keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.Dalam pemberian
pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga
sehingga dapat menerima.
II. Definisi keluarga
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial
masyarakat. Berikaut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga.
A. Raisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu,
adik, kakak dan nenek.
B. Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa komponen yang
saling berinteraksi satu dengan lainnya.
C. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang
dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai
sebagaimana individu.
D. Duvall (1986)
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap
anggota keluarga.
E. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka salaing
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
F. Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah
yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang
tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban
antara satu orang dengan lainnya.
G. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan
emosional dan mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dan tugas.
Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga
adalah:
1.
Terdiri dari dua atau lebih
individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
2.
Anggota keluarga biasanya
hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
3.
Anggota keluarga
berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial: suami,
istri, anak, kakak dan adik.
4.
mempunyai tujuan;
a. menciptakan dan mempertahankan budaya
b. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota.
Dari uraian diatas menunjukan bahwa keluarga juga merupakan suatu sistem.
Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau semua
individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut.anggota keluarga saling
berinteraksi, interelasi dan interdependensi untuk mencapai tujuan bersama.
Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh supra sistemnya
yaitu lingkungannya yaitu masyarakat dan sebaliknya sebagai subsitem dari
lingkungan (masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi masyarakat (supra sistem).
Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam membentuk
manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual. Jadi
sangatlah tepat jika keluarga sebagai titik sentral pelayanan keperawatan .
Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan
mewujudkan masyarakat yang sehat.
III. Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga.
A. Tipe keluarga tradisional
1.
The Nuclear family (Keluarga
inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau
angkat).
2.
The dyad family , suatu
rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3.
Keluarga usila, Keluarga
terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan anak sudah
memisahkan diri.
4.
The childless, Keluarga
tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir atau
pendidikan.
5.
The Extended family ,
keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman,
bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
6.
“Single parent” yaitu
keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat).
Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).
7.
Commuter family, kedua orang
tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau libur saja.
8.
Multigeneration family,
Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9.
Kin-network family, beberapa
keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan
barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10.
Blended family, keluarga
yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
11. “Single adult living alone” yaitu suatu rumah
tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
B. Tipe keluarga non tradisional
1.
The unmarried teenage
mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2.
The Step parent family, keluarga
dengan orang tua tiri.
3.
Commune family, yaitu lebih
satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah.
4.
The non marrital
heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama, berganti-ganti
pasangan tanpa nikah.
5.
Gay and lesbian family,
seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana
pasangan suami istri.
6.
Cohabitating couple, orang
dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.
7.
Group marriage family,
beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah, berbagi sesuatu termasuk
sex dan membesarkan anak.
8.
Group network family,
beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan
dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.
9.
Foster family, keluarga yang
menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu sementara.
10.
Homeless family, keluarga
yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau
problem kesehatan mental.
11. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
Bagaimana di Indonesia ?????
Dalam UU No. 10 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat, yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah
ibu dan anak. Dalam konteks pembangunan Indonesia bertujuan ingin menciptakan
keluarga yang bahagia dan sejahtera. Keluarga sejahtera dalam UU tersebut
disebut sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah dan
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada tuhan
yang maha esa, memilihi hubungan yang serasi, selaras dan seimbangn antar
anggota dan dengan masyarakat.
IV. Fungsi keluarga
Friedman 1986 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu:
1. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan
keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilanm
elaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang
positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan
hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan
fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam memenuhi fungsi afektif
adalah:
·
Saling mengasuh, cinta
kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dang dukungan dari anggota yang
lain maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat yang pada
akhiranya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim
didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain
diliar keluarga atau masyarakat.
·
Saling menghargai, bila
anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap
anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi
afektif akan tercapai.
·
Ikatan dan identifikasi,
ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan anggota
keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai
aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan proses
identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif
tersebut
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga.
Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi
afektif keluarga tidak terpenuhi.
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial
(Friedman, 1986)
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai
melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam
sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan
perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi
Funsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua anggota
keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga yang
sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998
a. Mengenal masalah
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
V. Dimensi dasar struktur keluarga
Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:
A. Pola dan proses komunikasi
B. Struktur peran
C. Struktur kekuatan
D. Nilai-nilai keluarga
Pola dan proses komuniaksi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
1. Bersifat terbuka dan jujur
2. Selalu menyelesaikan konflik keluarga
3. Berpikiran positif
4. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri
Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi
Karakteristik pengirim:
Yakin dalam mengemukakan pendapat
1. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas
2. Selalu minta maaf dan menerima umpan balik
Karakteristik penerima
1. Siap mendengar
2. Memberikan umpan balik
3. Melakukan validasi
Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam
masyarakat misalnya sebagai suami/istri atau anak.
Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah
positif.
Tipe struktur kekuatan
1. Legitimate power/authority
Hak untuk mengatur seperti orang tua kepada anak.
2. Referent power
Seseorang yang ditiru
3. Reword Power
Pendapat ahli
4. Coercive power
Dipaksakan sesuai keinginan
5. Informational power
Pengaruh melalui persuasif
6. Affectif power
Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.
Nilai-nilai dalam keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem
nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dubagi dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
VI. Peran Perawat Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi
perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar:
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
2. Koordinator
Koordinasi diperlaukan pada perawatan agar pelayanan komprehensive dapat
dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi
dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
3. Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan
menggunakan metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visite yang
teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan
keluarga.
5. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.
Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien
harus terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi dan
kialitas dari informasi yang disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya.
6. Kolaburasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim
kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi,
sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan
dan penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat sehingga
menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.
9. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar
tercipta lingkungan yang sehat.
Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian Keperawatan Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan R.I (1998) Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. ( Nasrul Efendi, 1998)
Asuhan Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian
kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan degan sasaran keluarga
dengan tujuan menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga. ( Setiadi, 2008)
Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978),
mendefinisikan perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan. ( Nasrul
Effendi, 1998).
2. Tujuan Keperawatan Keluarga
Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga adalah meningkatkan status kesehatan keluarga agar
keluarga dapat meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan keluarga.
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga
dalam meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sehingga status
kesehatannya meningkat dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara
produktif.
b. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan
kemampuan keluarga dalam hal ini :
1) Meningkatkan
kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi.
2) Meningkatkan
kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar daam keluarga.
3) Meningktakan
kemampuan keluarga dalam memgambil keputusan yang tepat.
4) Meningkatkan
kemampuan keluarga memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang
sakit.
5) Meningkatkan
produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
3. Prinsip Keperawatan Keluarga
Ada beberapa prinsip utama yang harus dipegang oleh
perawat keluarga yaitu:
a. Keluarga
dijadikan sebagai unit dalam pelayanan kesehatan. Dalam konteks ini keluarga
dipandang sebagai klien atau sebagai fokus utama pengkajian keperawatan.
Keluarga dipandang sebagai system yang berinteraksi, dimana fokusnya adalah
dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi keluarga serta
saling ketergantungan subsistem keluarga dengan kesehatan dan keluarga dengan
lingkungan luarnya.
b. Dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga sehat adalah sebagai tujuan utamanya
dengan cara meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga dapat
meningkatkan produktivitas dan kesejahtraan keluarga.
c. Asuhan yang
diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluar 7ga.
d. Dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat harus melibatkan peran serta
aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya.
e. Diusahakan mengutamakan
kegiatan lebih bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
Ada 3 tingkatan pencegahan terhadap kesehatan keluarga yaitu:
1) Pencegahan
primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan tindakan preventif khusus yang
dirancang untuk mencegah orang bebas dari penyakit dan cedera.
2) Pencegahan
sekunder, yang terdiri dari deteksi dini, diagnosis dan pengobatan
3) Pencegahan
tersier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi, dirancang untuk
meminimalkan tingkat fungsinya
f. Dalam
memberikan asuhan keperawatan agar memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal
mungkin.
g. Sasaran asuhan
keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.
h. Pendekatan yang
dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan adalah dengan pendekatan
pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan adalah penyulahan
kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan dasar/perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang resiko tinggi, karena keluarga dengan
resiko tinggi berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka
hadapi yang disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mengatasi berbagai
masalah yang mereka hadapi.
k. Partisipasi
keluarga aktif dilakukan. Dasar pemikiran yang diterapkan adalah bahwa keluarga
memiliki hak dan tanggung jawab untuk membuat keputusan-keputusan menyangkut
kesehatan mereka sendiri, partisipasi aktif dari keluarga adalah suatu
pendekatan esensial yang dimaksudkan dalam strategi intervensi keperawatan
keluarga keperawatan keluarga. Keterlibatan keluarga dalam implementasi
biasanya dimaksudkan untuk melibatkan keluarga dalam memecahkan masalah mutual,
juga mendiskusikan serta memutuskan pendekatan-pendekatan yang paling tepat
atau paling mungkin untuk digunakan agar mencapai tujuan yang telah disetujui
bersama.
4. Tugas Keperawatan Keluarga
Untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan
saling memelihara. Freeman (1981) membagi 5 tugas kesehatan yang harus
dilakukan oleh keluarga, yaitu :
a. Mengenal
gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya
b. Mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c. Memberikan
keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, yang tidak dapat membantu
dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
d. Mempertahankan
suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian
anggota keluarga
e. Mempertahankan
hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang
menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada
5. Peran dan Fungsi Keperawatan Keluarga
a. Peran perawat
keluarga
Dalam upaya memandirikan keluarga untuk merawat
anggota keluarga, sehingga keluarga mampu melakukan fungsi dan tugas kesehatan
sebagaimana yang dikemukakan oleh friedman, yaitu diharapkan keluarga mampu
mengidentifikasi 5 fungsi dasar yaitu : fungsi efektif, sosialisasi,
reproduksi, ekonomi dan fungsi perawatan keluarga. Perawatan kesehatan keluarga
adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan
untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga
melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat dalam
melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah :
1) Edukator
Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga agar : keluarga dapat melakukan program
asuhan kesehatan keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah
kesehatan keluarga.Kemampuan pendidik ini perlu didukung kemampuan tentang
pemahaman bagaimana keluarga dapat melakukan proses belajar mengajar. Secara
umum tujuan proses pembelajaran adalah untuk mendorong prilaku sehat atau
mengubah prilaku yang tidak sehat. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai
adalah :
a) Pendidikan
untuk peningkatan kesehatan dan penanganan penyakit
b) Membatu
keluarga untuk mengembangkan keterampilan penyelesaian masalah yang sedang
dialami atau dibutuhkan
Disamping hal-hal diatas perawat kesehatan keluarga
juga melakukan bimbingan antisipasi kepada keluarga sehingga dapat terwujud
keluarga yang sejahtera, bertanggung jawab memberikan pendidikan tentang
keperawatan keluarga dan tim kesehatan lain bila diperlukan.
2) Koordinator
Menurut ANA praktek keperawatan komunitas merupakan
praktek keperawatan yang umum, menyeluruh dan berlanjut. Keperawatan
berkelanjutan dapat dilaksanakan, jika direncanakan dan dikoordinasikan dengan
baik. Koordinasi merupakan salah satu peran utama perawat yang bekerja dengan
keluarga. Klien yang pulang dari rumah sakit memerlukan perawatan lanjut di
rumah, maka perlu koordinasi lanjutan asuhan keperawatan di rumah. Program
kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin pada keluarga perlu pula
dikoordinasikan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penanggulangan.
Koordinasi diperlukan pada perawat berkelanjutan agar pelayanan yang
komperensif dapat tercapai.
3) Pelaksana
perawatan dan pengawas perawatan langsung
Kontak pertama perawat pada keluarga dapat melalui
anggota keluarganya yang sakit. Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga
baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan
perawatan langsung atau mengawasi keluarga memberikan perawatan pada anggota
keluarga yang sakit di rumah sakit, perawat memberikan perawatan langsung atau
demonstrasi yang disaksikan oleh keluarga dengan harapan keluarga mampu
melakukan di rumah, perawat dapat mendemonstrasikan dan mengawasi keluarga
melakukan peran langsung selama di rumah sakit atau di rumah oleh perawat
kesehatan masyarakat.
4) Pengawas
Kesehatan
Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang
teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan
keluarga.
5) Konsultan atau
penasehat
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga didalam
mengatasi masalah kesehatan. Hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan
baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya dengan demikian
keluarga mau meminta nasehat kepada perawat tentang masalah pribadi. Pada
situasi ini perawat sangat dipercaya sebagai narasumber dalam mengatasi masalah
kesehatan keluarga.
6) Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan
pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan keluarga yag optimal.
7) Advokasi
Keluarga seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang
sesuai di masyarakat, kadang kala keluarga tidak menyadari mereka telah
dirugikan, sebagai advokat klien perawat berkewajiban melindungi hak keluarga, misalnya
keluarga dengan sosial ekonomi lemah sehingga keluarga tidak mampu memenuhi
kebutuhannya, perawat juga dapat membantu keluarga mencari bantuan yang mungkin
dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
8) Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu
keluarga didalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
Keluarga sering tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan karena berbagai
kendala yang ada. Kendala yang sering dialami keluarga adalah keraguan didalam
menggunakan pelayanan kesehatan, masalah ekonomi, dan masalah sosial budaya.
Agar dapat melaksanakan peran Fasilitator dengan baik maka peran perawat
komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan misalnya sistem rujukan
dan dana sehat.
9) Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting
adalah mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi
ledakan penyakit atau wabah.
10) Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi
lingkungan baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar dapat
tercipta lingkungan yang sehat.
b. Fungsi
Keperawatan Keluarga
Bagi profesional kesehatan keluarga, fungsi perawatan
kesehatan merupakan pertimbangan vital dalam keluarga. Untuk menempatkannya
dalam perspektif, fungsi ini adalah salah satu fungsi keluarga dan memerlukan
penyediaan kebutuhan-kebutuhan fisik : makan, pakaian tempat tinggal dan
perawatan kesehatan. Dari perspektif masyarakat, keluarga merupakan sistem
dasar dimana prilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur, dilaksanakan dan
diamankan. Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan
secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit. Lebih jauh lagi
keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkoordinasikan
pelayanan yang diberikan oleh para profesional perawatan kesehatan. Keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlindungan dan memelihara kesehatan. Keluarga
melakukan praktek asuhan kesehatan baik untuk mencegah terjadi gangguan atau
merawat anggota yang sakit. Keluarga pula yang menentukan kapan anggota
keluarga yang terganggu perlu meminta pertolongan tenaga profesional. Kemampuan
keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mepengaruhi tingkat kesehatan
keluarga dan individu. Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat-sakit
mempengaruhi prilaku keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
Misalnya sering ditemukan keluarga yang menganggap diare sabagai tanda
perkembangan, imunisasi menyebabkan peyakit (anak menjadi demam), mengkonsumsi
ikan menyebabkan cacingan. Kesanggupan keluarga melaksanakan perawatan atau
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Rumah Tangga
15 November 2012 | satriyo sukemi 11/15/2012
06:30:00 AM | Label: PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
Perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) adalah seluruh perilaku kesehatan yang
dilakukan berdasarkan kesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong
dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan kesehatan di masyarakat. Setiap keluarga dianjurkan
berprilaku hidup bersih dan sehat.
Berikut
prilaku-prilaku hidup bersih dan sehat :
1. Persalinan
Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
Saat ini pemerintah
telah memberikan bantuan berupa jaminan persalinan (JamPersal), yaitu bantuan bagi
ibu-ibu hamil yang akan melakukan persalinan, persalinan tersebut ditolong oleh
tenaga kesehatan dan menggunakan peralatan yang aman da steril, sehingga
mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
Semua ibu hamil boleh
melahirkan secara gratis di tempat pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia.
Ibu selamat, bayi lahir sehat.
2. Memberi Bayi ASI
Eksklusif
Yang dimaksud dengan
ASI eksklusif adalah memberikan ASI kepada bayi mulai dari ia lahir, sebab ASI
merupakan makanan/minuman dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai dengan
kebutuhan bayi.
3. Menimbang Bayi Dan
Balita Setiap Bulan
Bayi dan balita perlu
ditimbang setiap bulan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya,
penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan sampai berusia lima tahun.
Dengan begitu orang tua dapat mengetahui apakah bayi dan balita tumbuh dengan
sehat, mencegah gangguan pertumbuhan balita setiap bulan, dapat mengetahui
konsumsi gizi apa saja yang diperlukan bayi dan balita setiap bulan.
4. Menggunakan Air
Bersih
Air merupakan sumber
kehidupan dan dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan
sebagainya, oleh sebab itu gunakan air yang bersih agar tidak terkena dan
terhindar dari penykit. Air bersih memiliki ciri-ciri seperti tidak berwarna
(jernih), tidak berbau, tidak berasa (tawar).
5. Memberantas Jentik
Nyamuk Di Rumah
- Bak sampah ditutup rapat
- Mengubur barang-barang bekas
- Menutup tong yang berisi
air
- Menguras bak mandi secara
berkala
6. Mengkonsumsi Sayur
Dan Buah Setiap Hari
Dengan mengkonsumsi
sayur dan buah setiap hari akan memelihara kesehatan, memelihara panca indra
seperti mata, membentuk kekebalan tubuh, membantu pertumbuhan bagi anak, dan
dapat mencegah datangnya penyakit.
7. Tidak Merokok Di
Dalam Rumah
Rokok adalah gabungan
dari bahan kimia yang apabila dihisap akan mengeluarkan sekitar 4.000 bahan
kimia yang berbahaya, seperti nikotin, tar dan karbon monoksida. Rokok dapat
merusak jantung dan aliran darah, kerusakan pada paru-paru, berkurangnya
kemampuan darah membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar